MAKALAH
TEKNIK MENGURAIKAN BAHASAN DAN MENULIS PENUTUP
OLEH :
1. Achmad
Alfan Wijaya 120331100019
2. Rizka
Alivia Armala 120331100051
3. Beny
Syahroni 120331100059
4. Ervina
Vony Y. 120331100067
5. Elis
Sa’adah 120331100103
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2014
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ………………………………………………….4
3.5
Biaya-biaya yang terlibat dalam Agregate Planning…………………….6
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, begitu juga
dengan penulisan makalah, termasuk isi dan penutup di dalamnya. Semakin
berkembangnya cara berfikir manusia, setara dengan semakin berkembangnya
manusia dalam menuangkan ide kreatifnya pada suatu tulisan. Namun, dalam
menyusun suatu tulisan kita perlu berpedoman pada peraturan penulisan yang
telah diberlakukan agar karya tulis kita dapat diterima secara umum. Dengan
menaati aturan yang diberlakukan maka penulisan karya tulis kita dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas yang membutuhkannya. Hal ini berlaku juga pada
penulisan isi atau bahasan dan juga penutup dalam makalah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menguraikan
bahasan ?
2. Bagaimana cara menulis kesimpulan
dan saran dengan benar ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menguraikan bahasan
2. Untuk mengetahui cara menulis penutup dengan
baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Menguraikan
Bahasan
Ada tiga macam pola
menguraikan bahasan diantaranya adalah :
1. pola ilustratif adalah pola organisasi
karangan yang membuat pengertian suatu tesis atau kalimat pokok menjadi lebih
jelas dengan melalui berbagai contoh perbandingan dan kontras.
2. pola analitis adalah pola organisasi
karangan yang memecah-mecah subjek menjadi bagian.
3. pola argumentative adalah pola organisasi
karangan dengan mengatur kenyataan dalam suatu susunan yang logis untuk
membuktikan apakah tesis atau preposisi.
Masing-masing
pola diatas memiliki teknik-teknik dalam menguraikan bahasan seperti pada :
A.
Pola Ilustratif
·
Teknik Pemberian Contoh
Rumusan bahasan :
pencemaran telah berada pada tingkat mengkhawatirkan
Tesis / kalimat topik : pencemaran
udara di perkotaan di atas batas normal
(I)
Pencemaran udara di perkotaan sudah mencapai diatas batas normal. Contohnya,
Jakarta yang merupakan ibu kota negara Indonesia, tetapi juga sebagai
kota udara tercemar nomer 1 se-Indonesia. Bagaimana tidak, hampir semua
penduduk yang tinggal di Jakarta memiliki kendaraan bermotor. Selain itu, terdapat
banyak kawasan industri yang turut menyumbang CO2 dan gas-gas
berbahaya lainnya. Perumahan dan perkantoran yang dibangun pun juga ikut
serta dalam pencemaran udara karena rumah dan gedung tersebut menggunakan
AC yang mengandung CFC.
(II)
Kota Bandung, Jawa Barat yang dulunya merupakan kota berhawa dingin, sekarang
telah berubah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya suhu udara akibat dari
pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut dikarenakan banyak pengguna
kendaraan bermotor dan pepohonan yang ditebang habis untuk pusat perbelanjaan.
Bandung juga sering disebut sebagai kota mode, maka dari itu banyak wisatawan
lokal maupun mancanegara yang melancong ke kota ini untuk berburu pakaian
ataupun pernak-pernik cantik. Dengan kedatangan para pelancong tersebut yang
dominan berasal dari Jakarta dan mengendarai kendaraan pribadi, maka akan
menambah polusi udara yang sebelumnya sudah tercemar, terutama pada akhir pekan
yang jumlah pelancongnya akan bertambah dua kali lipat daripada hari biasa.
(III)
Kota ketiga yang memiliki predikat pencemaran udara adalah Surabaya, Jawa
Timur. Kota ini memiliki suhu yang panas dan pencemaran udara yang tinggi.
Pencemaran udara ini kebanyakan disebabkan oleh pabrik industri yang
mengeluarkan gas-gas kotor dan dapat menyebabkan bolongnya lapisan ozon.
Lapisan ozon yang bolong tersebut mempunyai efek buruk bagi kehidupan manusia.
(IV)
Pencemaran udara yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kendaraan
bermotor, kawasan industri, rumah tangga, dan gedung perkantoran. Dampak buruk
dari pencemaran udara adalah udara menjadi kotor, pernapasan akan terganggu,
gangguan pengelihatan (kabut), dan yang paling terburuk adalah global
warming. Global warming terjadi karena bocornya lapisan ozon yang
disebabkan oleh gas-gas seperti karbondioksida yang dihasilkan dari
faktor-faktor yang telah disebutkan dimana gas seperti CO2, CFC
melapisi udara sehingga radiasi matahari yang masuk tidak dapat dipantulkan
lagi sehingga menyebabkan kenaikan suhu bumi. Selain itu, sinar UV dapat
langsung mengenai kulit karena tidak ada lapisan ozon, sehingga dapat
menyebabkan kanker kulit.
Penjelasan:
Tesis / kalimat
topik : pencemaran udara di perkotaan di atas batas normal
- Pencemaran udara di Jakarta
- Pencemaran udara di Bandung
- Pencemaran udara di Surabaya
- Dampak dari pencemaran udara
·
Teknik Perbandingan (Persamaan dan
Perbedaan/Kontras)
Rumusan bahasan: koperasi dan
BUMN
Rumusan Tujuan: menunjukkan
perbedaan dan persamaan koperasi dan BUMN
(I)
Terdapat dua jenis usaha yang biasa dilakukan oleh masyarakat, yaitu koperasi
dan BUMN. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh seorang demi kepentingan bersama,
sedangkan Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
(II)
Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan, sedangkan BUMN prinsipnya telah
diatur oleh pemerintah, sehingga perusahaan hanya menjalankan berdasarkan
aturan pemerintah. Namun, keduanya bertujuan untuk melayani masyarakat dan
mencari keuntungan.
(III)
Permodalan usaha koperasi adalah dari anggota pengurus koperasi, sedangkan
permodalan usaha BUMN berasal dari pemerintah. Begitu pula yang melakukan
pengawasan terhadap keberlangsungan usaha. Pengawasan koperasi dipegang oleh
anggota koperasi dan pengawasan dalam BUMN dilakukan oleh pemerintah. Anggota
koperasi dipilih melalui rapat koperasi, sedangkan BUMN anggota atau
pengurusnya dipilih melalui seleksi seperti karyawan perkantoran. Koperasi dan
BUMN sama-sama memiliki pengurus yang menjalankan setiap kewajiban dan
mempunyai setiap bagian memiliki wewenangnya masing-masing untuk mengelola
usahanya.
(VI)
Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi kerja sama antara koperasi yang satu
dengan yang lainnya,BUMN berusaha mengadakan hubungan usaha, baik dengan
Koperasi maupun BUMS. Jadi, koperasi BUMN sama-sama melakukan hubungan atau
kejasama dengan lembaga lain.
Rumusan Tujuan: menunjukkan perbedaan dan persamaan koperasi dan BUMN
- Isi paragraf 1: Pengenalan
koperasi dan BUMN
- Isi paragraf 2: Prinsip kerja
koperasi dan BUMN
- Isi
paragraf 3: Modal dan pengurus koperasi dan BUMN
- Isi
paragraf 4: Hubungan kerjasama antar lembaga
B.
Pola Analitis
·
Teknik klasifikasi
Rumusan bahasan: media komunikasi massa
(I)
Dalam era globalisasi yang semakin maju ini, dapat ditemui berbagai media
komunikasi massa. Media komunikasi massa dapat dibagi dalam beberapa bentuk,
yaitu bentuk grafis atau cetak, bentuk audio, dan bentuk audio-visual. Pertama,
media kominikasi massa yang paing sederhana dan sudah ada sejak zaman dulu
adalah bentuk grafis atau cetak. Media ini berupa informasi yang berbentuk
tulisan dan biasanya terdapat pada lembar cetakan, seperti majalah, surat
kabar, tabloid, dan jurnal.
(II)
Kedua, media komunikasi massa lainnya dapat berbentuk audio yang mana bentuk
ini lebih modern daripada bentuk grafis atau cetak. Media komunikasi ini
bekerja melalui suara yang dikeluarkan melalui perantara yang berupa radio,
rekaman kaset pita, dan rekaman pita CD/DVD.
(III)
Ketiga, kita dapat menggunakan media komunikasi massa yang lebih canggih dan
modern daripada media komunikasi grafis/cetak dan audio. Cara kerja media ini
adalah melalui gambar dan suara yang ditampilkan dan dikeluarkan melalui
perantara seperti televisi, rekaman CD, DVD, dan internet. Melalui media
komunikasi massa audio-visual, kita dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak dan terkini.
(IV)
Demikianlah ketiga bentuk media komunikasi massa yang telah berkembang di era
globalisasi ini. Dengan berbagai macam dan bentuk media komunikasi massa, mka
akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan sesama dan mudah mendapatkan
informasi secara cepat dan efisien.
Teknik pemberian klasifikasi
Rumusan bahasan: media komunikasi massa
- Isi paragraf 1: Betuk-bentuk
media kominikasi massa dan pemberian detail atas klasifikasi atau bentuk
pertama, yakni bentuk media komunikasi massa grafis/cetak
- Isi paragraf 2: Pemberian
detail atau rincian atas bentu media komunikasi massa kedua, yakni media
komunikasi audio
- Isi paragraf 3: Pemberian
detail atau rincian atas bentu media komunikasi massa kedua, yakni media
komunikasi audio-visual
- Isi paragraf 4: Penggabungan
detail informasi pada paragraf (I),(II), dan (III) dalam bentuk pernyataan
umum
·
Teknik analisis
proses
Rumusan bahasan: strategi pemasaran produk X
(I)
Sedikitnya ada tiga strategi pemasaran produk X yang tepat untuk mendapatkan
pelanggan yang puas, yaitu (1) pemilihan bahan, (2) pengolahan, (3) pengemasan,
dan (4).
(II)
Langkah pertama dalam strategi pemasaran produk X adalah pemilihan. Sebaiknya
bahan pokok dalam pengolahan suatu produk memiliki kualitas yang baik, karena
dari kualitas yang baik akan menghasilkan yang baik pula.
(III)
Langkah kedua adalah pengolahan. Setelah memilih bahan pokok yang berkualitas,
sebaiknya bahan langsung diolah agar bahan tidak rusak. Pada saat pengolahan
harus memperhatikan kebersihan dan keutuhan suatu produk agar nilai jual tinggi
dan konsumen yang membeli tidak merasa dirugikan setelah membelinya.
(IV)
Hal yang terpenting selanjutnya adalah pengemasan. Tampilan cantik dari suatu
produk akan memikat konsumen untuk membelinya. Bahkan dengan isi atau produk
yang kurang menjual, dengan kemasan yang cantik maka akan terlihat bernilai.
(V)
Pemasaran dapat dilakukan dari kerabat terdekat atau sahabat-sahabat. Jika
menurut pendapat mereka produk layak untuk dijual, maka cobalah untuk memasarkannya
melalui jejaring sosial atau internet. Dapat pula dengan membuka toko sendiri
atau menitipkannya di toko orang lain.
Teknik analisis proses
Rumusan bahasan: strategi pemasaran produk X
- Isi paragraf 1: Informasi umum
empat langkah strategi pemasaran produk
- Isi paragraf 2: Uraian dan
detail langkah pemilihan bahan pokok
- Isi paragraf 3: Uraian dan
detail langkah pengolahan
- Isi paragraf 4: Uraian dan
detail langkah pengemasan
- Isi paragraf 5:Uraian dan
detail langkah strategi pemasaran produk
·
Teknik
analisis Kausal/Sebab-akibat
Rumusan bahsan: tingginya angka kriminalitas
(I)
Tingkat kriminalitas sudah tidak dapat diukur lagi, khususnya pada daerah
perkotaan. Di kota-kota besar, kriminalitas bahkan sudah biasa terlihat.
Kriminalitas tersebut diantaranya seperti pembunuhan, pelecehan, penipuan, dan
yang paling sering dilakukan adalah perampokan/pencurian.
(II)
Perampokan atau pencurian biasanya dilatarbelakangi oleh kebutuhan ekonomi yang
kurang atau tidak tercukupi. Pencurian tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa,
anak kecil pun sudah ada yang melakukan tersebut.
(III)
Dampak lain dari kriminalitas yang berupa pencurian atau perampokan itu dapat
menimbulkan akibat berupa mentalitas yang lemah. Mentalitas lemah artinya
adalah mentalitas pemalas yang tidak mau berusaha. Orang yang mencuri bisa jadi
orang yang tidak mau mencari uang dengan cara sulit yaitu bekerja, ia hanya
ingin mengambil cara cepan. Tetapi tidak dipungkiri pula jika pelaku pencuri
tersebut mencuri karena terdesak kebutuhan.
(IV)
Tingginya angka kriminalitas dapat berdampak buruk bagi keamanan suatu daerah.
Nama daerah yang tinggi akan kriminalitas, akan jelek namanya di luar daerah.
Hal ini akan mempengaruhi wisatawan asing yang akan mengunjungi suatu dareah.
Menurunnya wisatawn asing akan menurunkan devisa negara. Salah satu pemasukan
negara adalah melalui wisata daerah.
Teknik analisis Kausal/Sebab-akibat
Rumusan bahasan: tingginya angka kriminalitas
- Isi paragraf 1: Pengenalan dan
contoh-contoh kriminalitas
- Isi paragraf 2: Uraian dan
detail sebab dari kriminalitas
- Isi paragraf 3: Uraian dan
detail akibat dari kriminalitas
- Isi paragraf 4: Uraian dan
detail akibat dari kriminalitas
·
Teknik analisis
pemecahan masalah
Rumusan bahasan: pelestarian hutan lindung
(I)
Seperti yang diketahui bahwa hutan di Indonesia semakin lama semakin
musna. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pembalakan liar yang terjadi.
Hilangnya hutan-hutan akan berdampak buruk baik pada lingkungan maupun makhluk
hidup di sekitarnya. Dampak pertama adalah bagi keberlangsungan hidup hewan
yang tinggal di dalam hutan tersebut. Jika tempat tinggal mereka musnah, mereka
akan ikut punah atau akan mencari tempat tinggal lain.
(II)
Tempat tinggal lain bagi para hewan dapat berupa hutan baru, namun juga dapat
berupa pemukiman penduduk. Hal ini akan menimbulkan masalah kedua. Kehidupan
manusia akan terganggu akan kedatangan para hewan. Tetapi, mau bagaimana lagi,
hewan pun membutuhkan tempat hidup.
(III)
Masalah terbesar adalah perubahan iklim di bumi. Jika semakin banyak hutan yang
musna, maka suhu di bumi akan semakin meningkat, karena tidak ada yang akan
melakukan siklus karbon, air, dan fosfor.
(IV)
Hutan merupakan jantung dari bumi. Jika hutan musnah, maka bumi akan musnah
juga. Maka dari itu, hutan sebaiknya dijaga kelestariannya. Hutan-hutan yang
telah gundul, sebaiknya segera ditanami kembali dengan pepohonan baru, serta
melakukan pengurangan kawasan pemukiman penduduk dan kawasan industri.
Diperlukan juga kesadaran bagi seluruh manusia untuk menjaga kelestarian hutan.
Pemerintah juga sebaiknya lebih bersikap tegas terhadap pelaku pembalakan liar,
dengan cara memberi hukuman yang berat bagi yang melakukan illegal-logging.
Teknik pemecahan masalah
Rumusan bahasan: pelestarian hutan lindung
- Isi paragraf 1: Informasi umum
dan pembukaan masalah
- Isi paragraf 2: Uraian dan
detail masalah kedua
- Isi paragraf 3: Uraian dan
detail masalah ketiga
- Isi paragraf 4: Penyelesaian
masalah
C.
Pola Argumentative
Pada pola Argumentative didalamnya
mencakup teknik penalaran:
(a) deduktif-induktif
(b) kausalitas dan
(c) analogi.
2.2 Cara
Menulis Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran
merupakan bagian terakhir dari sebuah makalah, isi dari kesimpulan meupakan
ringkasan dari seluruh isi pembahsan makalah. Sementara saran berisi
saran-saran yang sekiranya perlu disampaikan oleh penulis kepada pihak-pihak
yang terkait. Menuliskan kesimpulan dan saran harus dilakukan dengan cermat.
Oleh karena itu, penulis harus memahami isi makalahnya. Format baku dalam
penulisan kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut:
1. Kesimpulan
harus berisi analisis dari berbagai sumber bacaan (kajian pustaka) dan hasil
pemahaman penulis, kesimpulan bisa berdasarkan data (implikasi) atau refrensi.
2. Pada
kesimpulan, sebaiknya terdapat saran-saran penulis untuk pembaca
3. Dalam
sebuah makalah, kesimpulan bisa disusun berdasarkan gambaran singkat mengenai
isi pembahasan makalah bersangkutan
4. Kesimpulan
tidak boleh menyimpang dari pembahasan utama makalah
Contoh
penulisan kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Paradigma baru pendidikan telah
mengubah pola piker guru dari guru sentries ke siswa sentries dan dari materi
apa yang akan diajarkan kepada anak, kekompetensi apa yang harus dikuasai anak
(life skill), serta bagaimana memperkaya pengalaman belajar siswa. Sehingga,
guru harus melakukan pembelajaran yang kontekstual.
2. Untuk
itu, diperlukan upaya professional guru untuk menciptakan pembelajaran
kontekstual dan efektif. Salah satunya yaitu dengan menciptakan alat peraga.
3. Peran
alat peraga dalam pembelajaran sangat penting karena dapat menjadikan
pembelajaran lebih menarik, dinamis, aktiv, kreativ dan menyenangkan.
4. Dengan
alat peraga, diharapkan anak akan mampu belajar menerapkan informasi yang
dipelajari dan mampu menentukan suatu pilihan tindakan yang rasional dan
proporsional.
B.
Saran
1. Salah
satu cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan membuat alat
peraga sederhana yang memberikan keberhasilan luas pada satu pembelajaran .
2. Untuk
implementasinya, maka eksistensi gugus sekolah dan manajemennya menjadi pilihan
yang strategis bagi pengadaan dan pengembangan alat peraga atau media
pendidikan.
3. Kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
dikemudian hari.
BAB
III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menguraikan
Bahasan dalam suatu wacana sangat penting karena akan mempermudah pembaca untuk
memahami wanaca tersebut.Dalam menguraikan bahasan terdapat tiga macam pola
yaitu Pola Ilustratif,Pola Analitis dan Pola Argumentative.
Format
menulis kesimpulan dan saran adalah
1. Kesimpulan
harus berisi analisis dari berbagai sumber bacaan (kajian pustaka) dan hasil
pemahaman penulis, kesimpulan bisa berdasarkan data (implikasi) atau refrensi.
2. Pada
kesimpulan, sebaiknya terdapat saran-saran penulis untuk pembaca.
3. Dalam
sebuah makalah, kesimpulan bisa disusun berdasarkan gambaran singkat mengenai
isi pembahasan makalah bersangkutan.
4. Kesimpulan
tidak boleh menyimpang dari pembahasan utama makalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis
Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Desirtasi, Artikel, Makalah, dan Laporan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kurniawan, K. 2004. Menulis Akademik untuk Mahasiswa.
Bandung: FPBS UPI.
Tim MKU Bahasa Indonesia. 2013. Bahasa Indonesia
Kontekstual. Surabaya. Pustaka Radja
1.
2.
2.1.