Minggu, 29 Juni 2014

Family Gathering Dewata Island 18-23Juni 2014

PUTRA BARONG "BARONG DANCE"

PANDAWA BEACH

KANO'S IN PANDAWA BEACH

PURA LUHUR TIRTA EMPUL 


TANAH LOT
KINTAMANI LAKE

GARUDA WISNU KENCANA 'GWK'
KUTA BEACH
PURA LUHUR ULUWATU
SWIMMINGPOOL IN NIRMALA HOTEL 4thFLOOR
BEDUGUL

Teknik Menguraikan Penutup


MAKALAH
TEKNIK MENGURAIKAN BAHASAN DAN MENULIS PENUTUP







                                                            OLEH :
1.      Achmad Alfan Wijaya            120331100019
2.      Rizka Alivia Armala               120331100051
3.      Beny Syahroni                        120331100059
4.      Ervina Vony Y.                       120331100067
5.      Elis Sa’adah                            120331100103
                       
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2014

DAFTAR ISI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….4
    3.5      Biaya-biaya yang terlibat dalam Agregate Planning…………………….6
DAFTAR PUSTAKA










BAB I

 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, begitu juga dengan penulisan makalah, termasuk isi dan penutup di dalamnya. Semakin berkembangnya cara berfikir manusia, setara dengan semakin berkembangnya manusia dalam menuangkan ide kreatifnya pada suatu tulisan. Namun, dalam menyusun suatu tulisan kita perlu berpedoman pada peraturan penulisan yang telah diberlakukan agar karya tulis kita dapat diterima secara umum. Dengan menaati aturan yang diberlakukan maka penulisan karya tulis kita dapat bermanfaat bagi masyarakat luas yang membutuhkannya. Hal ini berlaku juga pada penulisan isi atau bahasan dan juga penutup dalam makalah.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana cara menguraikan bahasan ?

2.      Bagaimana cara menulis kesimpulan dan saran dengan benar ?

1.3   Tujuan

1.   Untuk mengetahui cara menguraikan bahasan
2.   Untuk mengetahui cara menulis penutup dengan baik



BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Menguraikan Bahasan  
            Ada tiga macam pola menguraikan bahasan diantaranya adalah :
1. pola ilustratif adalah pola organisasi karangan yang membuat pengertian suatu tesis atau kalimat pokok menjadi lebih jelas dengan melalui berbagai contoh perbandingan dan kontras.
2. pola analitis adalah pola organisasi karangan yang memecah-mecah subjek menjadi bagian.
3. pola argumentative adalah pola organisasi karangan dengan mengatur kenyataan dalam suatu susunan yang logis untuk membuktikan apakah tesis atau preposisi.
            Masing-masing pola diatas memiliki teknik-teknik dalam menguraikan bahasan seperti pada :
A.       Pola Ilustratif
·         Teknik Pemberian Contoh
Rumusan bahasan       : pencemaran telah berada pada tingkat mengkhawatirkan
Tesis / kalimat topik    : pencemaran udara di perkotaan di atas batas normal
(I)
              Pencemaran udara di perkotaan sudah mencapai diatas batas normal. Contohnya, Jakarta yang merupakan ibu kota negara Indonesia, tetapi juga sebagai  kota udara tercemar nomer 1 se-Indonesia. Bagaimana tidak, hampir semua penduduk yang tinggal di Jakarta memiliki kendaraan bermotor. Selain itu, terdapat banyak kawasan industri yang turut menyumbang CO2 dan gas-gas berbahaya lainnya. Perumahan  dan perkantoran yang dibangun pun juga ikut serta dalam pencemaran udara karena  rumah dan gedung tersebut menggunakan AC yang mengandung CFC.
(II)
              Kota Bandung, Jawa Barat yang dulunya merupakan kota berhawa dingin, sekarang telah berubah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya suhu udara akibat dari pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut dikarenakan banyak pengguna kendaraan bermotor dan pepohonan yang ditebang habis untuk pusat perbelanjaan. Bandung juga sering disebut sebagai kota mode, maka dari itu banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang melancong ke kota ini untuk berburu pakaian ataupun pernak-pernik cantik. Dengan kedatangan para pelancong tersebut yang dominan berasal dari Jakarta dan mengendarai kendaraan pribadi, maka akan menambah polusi udara yang sebelumnya sudah tercemar, terutama pada akhir pekan yang jumlah pelancongnya akan bertambah dua kali lipat daripada hari biasa.
(III)
              Kota ketiga yang memiliki predikat pencemaran udara adalah Surabaya, Jawa Timur. Kota ini memiliki suhu yang panas dan pencemaran udara yang tinggi. Pencemaran udara ini kebanyakan disebabkan oleh pabrik industri yang mengeluarkan gas-gas kotor dan dapat menyebabkan bolongnya lapisan ozon. Lapisan ozon yang bolong tersebut mempunyai efek buruk bagi kehidupan manusia.
(IV)
              Pencemaran udara yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kendaraan bermotor, kawasan industri, rumah tangga, dan gedung perkantoran. Dampak buruk dari pencemaran udara adalah udara menjadi kotor, pernapasan akan terganggu, gangguan pengelihatan (kabut), dan yang paling terburuk adalah global warming. Global warming terjadi karena bocornya lapisan ozon yang disebabkan oleh gas-gas seperti karbondioksida yang dihasilkan dari faktor-faktor yang telah disebutkan dimana gas seperti CO2, CFC melapisi udara sehingga radiasi matahari yang masuk tidak dapat dipantulkan lagi sehingga menyebabkan kenaikan suhu bumi. Selain itu, sinar UV dapat langsung mengenai kulit karena tidak ada lapisan ozon, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit.
 Penjelasan:
Tesis / kalimat topik    : pencemaran udara di perkotaan di atas batas normal
  • Pencemaran udara di Jakarta
  • Pencemaran udara di Bandung
  • Pencemaran udara di Surabaya
  • Dampak dari pencemaran udara
·              Teknik Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan/Kontras)
Rumusan bahasan:  koperasi dan BUMN
Rumusan Tujuan: menunjukkan perbedaan dan persamaan koperasi dan BUMN
(I)
              Terdapat dua jenis usaha yang biasa dilakukan oleh masyarakat, yaitu koperasi dan BUMN. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh seorang demi kepentingan bersama, sedangkan Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
                                                                (II)      
              Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan, sedangkan BUMN prinsipnya telah diatur oleh pemerintah, sehingga perusahaan hanya menjalankan berdasarkan aturan pemerintah. Namun, keduanya bertujuan untuk melayani masyarakat dan mencari keuntungan.
(III)
              Permodalan usaha koperasi adalah dari anggota pengurus koperasi, sedangkan permodalan usaha BUMN berasal dari pemerintah. Begitu pula yang melakukan pengawasan terhadap keberlangsungan usaha. Pengawasan koperasi dipegang oleh anggota koperasi dan pengawasan dalam BUMN dilakukan oleh pemerintah. Anggota koperasi dipilih melalui rapat koperasi, sedangkan BUMN anggota atau pengurusnya dipilih melalui seleksi seperti karyawan perkantoran. Koperasi dan BUMN sama-sama memiliki pengurus yang menjalankan setiap kewajiban dan mempunyai setiap bagian memiliki wewenangnya masing-masing untuk mengelola usahanya.
(VI)
              Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi kerja sama antara koperasi yang satu dengan yang lainnya,BUMN  berusaha mengadakan hubungan usaha, baik dengan Koperasi maupun BUMS. Jadi, koperasi BUMN sama-sama melakukan hubungan atau kejasama dengan lembaga lain.
  • Penjelasan:
Rumusan Tujuan: menunjukkan perbedaan dan persamaan koperasi dan BUMN
  • Isi paragraf 1: Pengenalan koperasi dan BUMN
  • Isi paragraf 2: Prinsip kerja koperasi dan BUMN
  • Isi paragraf 3: Modal dan pengurus koperasi dan BUMN
  • Isi paragraf 4: Hubungan kerjasama antar lembaga
B.     Pola Analitis
·              Teknik klasifikasi
Rumusan bahasan: media komunikasi massa
(I)
              Dalam era globalisasi yang semakin maju ini, dapat ditemui berbagai media komunikasi massa. Media komunikasi massa dapat dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu bentuk grafis atau cetak, bentuk audio, dan bentuk audio-visual. Pertama, media kominikasi massa yang paing sederhana dan sudah ada sejak zaman dulu adalah bentuk grafis atau cetak. Media ini berupa informasi yang berbentuk tulisan dan biasanya terdapat pada lembar cetakan, seperti majalah, surat kabar, tabloid, dan jurnal.
(II)
              Kedua, media komunikasi massa lainnya dapat berbentuk audio yang mana bentuk ini lebih modern daripada bentuk grafis atau cetak. Media komunikasi ini bekerja melalui suara yang dikeluarkan melalui perantara yang berupa radio, rekaman kaset pita, dan rekaman pita CD/DVD.

(III)
              Ketiga, kita dapat menggunakan media komunikasi massa yang lebih canggih dan modern daripada media komunikasi grafis/cetak dan audio. Cara kerja media ini adalah melalui gambar dan suara yang ditampilkan dan dikeluarkan melalui perantara seperti televisi, rekaman CD, DVD, dan internet. Melalui media komunikasi massa audio-visual, kita dapat memperoleh informasi yang lebih banyak dan terkini.
(IV)
              Demikianlah ketiga bentuk media komunikasi massa yang telah berkembang di era globalisasi ini. Dengan berbagai macam dan bentuk media komunikasi massa, mka akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan sesama dan mudah mendapatkan informasi secara cepat dan efisien.

  • Penjelasan:
Teknik pemberian klasifikasi
Rumusan bahasan: media komunikasi massa
  • Isi paragraf 1: Betuk-bentuk media kominikasi massa dan pemberian detail atas klasifikasi atau bentuk pertama, yakni bentuk media komunikasi massa grafis/cetak
  • Isi paragraf 2: Pemberian detail atau rincian atas bentu media komunikasi massa kedua, yakni media komunikasi audio
  • Isi paragraf 3: Pemberian detail atau rincian atas bentu media komunikasi massa kedua, yakni media komunikasi audio-visual
  • Isi paragraf 4: Penggabungan detail informasi pada paragraf (I),(II), dan (III) dalam bentuk pernyataan umum


·          Teknik analisis proses
Rumusan bahasan: strategi pemasaran produk X
(I)
            Sedikitnya ada tiga strategi pemasaran produk X yang tepat untuk mendapatkan pelanggan yang puas, yaitu (1) pemilihan bahan, (2) pengolahan,  (3) pengemasan, dan  (4).
(II)
                    Langkah pertama dalam strategi pemasaran produk X adalah pemilihan. Sebaiknya bahan pokok dalam pengolahan suatu produk memiliki kualitas yang baik, karena dari kualitas yang baik akan menghasilkan yang baik pula.
(III)
                    Langkah kedua adalah pengolahan. Setelah memilih bahan pokok yang berkualitas, sebaiknya bahan langsung diolah agar bahan tidak rusak. Pada saat pengolahan harus memperhatikan kebersihan dan keutuhan suatu produk agar nilai jual tinggi dan konsumen yang membeli tidak merasa dirugikan setelah membelinya.
(IV)
                    Hal yang terpenting selanjutnya adalah pengemasan. Tampilan cantik dari suatu produk akan memikat konsumen untuk membelinya. Bahkan dengan isi atau produk yang kurang menjual, dengan kemasan yang cantik maka akan terlihat bernilai.

(V)
                    Pemasaran dapat dilakukan dari kerabat terdekat atau sahabat-sahabat. Jika menurut pendapat mereka produk layak untuk dijual, maka cobalah untuk memasarkannya melalui jejaring sosial atau internet. Dapat pula dengan membuka toko sendiri atau menitipkannya di toko orang lain.

  • Penjelasan:
Teknik analisis proses
Rumusan bahasan: strategi pemasaran produk X
  • Isi paragraf 1: Informasi umum empat langkah strategi pemasaran produk
  • Isi paragraf 2: Uraian dan detail langkah pemilihan bahan pokok
  • Isi paragraf 3: Uraian dan detail langkah pengolahan
  • Isi paragraf 4: Uraian dan detail langkah pengemasan
  • Isi paragraf 5:Uraian dan detail langkah strategi pemasaran produk

·              Teknik analisis Kausal/Sebab-akibat
Rumusan bahsan: tingginya angka kriminalitas

(I)
                    Tingkat kriminalitas sudah tidak dapat diukur lagi, khususnya pada daerah perkotaan. Di kota-kota besar, kriminalitas bahkan sudah biasa terlihat. Kriminalitas tersebut diantaranya seperti pembunuhan, pelecehan, penipuan, dan yang paling sering dilakukan adalah perampokan/pencurian.
(II)
                    Perampokan atau pencurian biasanya dilatarbelakangi oleh kebutuhan ekonomi yang kurang atau tidak tercukupi. Pencurian tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, anak kecil pun sudah ada yang melakukan tersebut.
(III)
                    Dampak lain dari kriminalitas yang berupa pencurian atau perampokan itu dapat menimbulkan akibat berupa mentalitas yang lemah. Mentalitas lemah artinya adalah mentalitas pemalas yang tidak mau berusaha. Orang yang mencuri bisa jadi orang yang tidak mau mencari uang dengan cara sulit yaitu bekerja, ia hanya ingin mengambil cara cepan. Tetapi tidak dipungkiri pula jika pelaku pencuri tersebut mencuri karena terdesak kebutuhan.
(IV)
                    Tingginya angka kriminalitas dapat berdampak buruk bagi keamanan suatu daerah. Nama daerah yang tinggi akan kriminalitas, akan jelek namanya di luar daerah. Hal ini akan mempengaruhi wisatawan asing yang akan mengunjungi suatu dareah. Menurunnya wisatawn asing akan menurunkan devisa negara. Salah satu pemasukan negara adalah melalui wisata daerah.

  • Penjelasan:
Teknik analisis Kausal/Sebab-akibat
Rumusan bahasan: tingginya angka kriminalitas
  • Isi paragraf 1: Pengenalan dan contoh-contoh kriminalitas
  • Isi paragraf 2: Uraian dan detail sebab dari kriminalitas
  • Isi paragraf 3: Uraian dan detail akibat dari kriminalitas
  • Isi paragraf 4: Uraian dan detail akibat dari kriminalitas

·       Teknik analisis pemecahan masalah
Rumusan bahasan: pelestarian hutan lindung
(I)
                          Seperti yang diketahui  bahwa hutan di Indonesia semakin lama semakin musna. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pembalakan liar yang terjadi. Hilangnya hutan-hutan akan berdampak buruk baik pada lingkungan maupun makhluk hidup di sekitarnya. Dampak pertama adalah bagi keberlangsungan hidup hewan yang tinggal di dalam hutan tersebut. Jika tempat tinggal mereka musnah, mereka akan ikut punah atau akan mencari tempat tinggal lain.
(II)
                          Tempat tinggal lain bagi para hewan dapat berupa hutan baru, namun juga dapat berupa pemukiman penduduk. Hal ini akan menimbulkan masalah kedua. Kehidupan manusia akan terganggu akan kedatangan para hewan. Tetapi, mau bagaimana lagi, hewan pun membutuhkan tempat hidup.
(III)
                          Masalah terbesar adalah perubahan iklim di bumi. Jika semakin banyak hutan yang musna, maka suhu di bumi akan semakin meningkat, karena tidak ada yang akan melakukan siklus karbon, air, dan fosfor.
(IV)
                          Hutan merupakan jantung dari bumi. Jika hutan musnah, maka bumi akan musnah juga. Maka dari itu, hutan sebaiknya dijaga kelestariannya. Hutan-hutan yang telah gundul, sebaiknya segera ditanami kembali dengan pepohonan baru, serta melakukan pengurangan kawasan pemukiman penduduk dan kawasan industri. Diperlukan juga kesadaran bagi seluruh manusia untuk menjaga kelestarian hutan. Pemerintah juga sebaiknya lebih bersikap tegas terhadap pelaku pembalakan liar, dengan cara memberi hukuman yang berat bagi yang melakukan illegal-logging.

  • Penjelasan:
Teknik pemecahan masalah
Rumusan bahasan: pelestarian hutan lindung
  • Isi paragraf 1: Informasi umum dan pembukaan masalah
  • Isi paragraf 2: Uraian dan detail masalah kedua
  • Isi paragraf 3: Uraian dan detail masalah ketiga
  • Isi paragraf 4: Penyelesaian masalah

C.       Pola Argumentative
Pada pola Argumentative didalamnya mencakup teknik penalaran:
 (a) deduktif-induktif
 (b) kausalitas dan
 (c) analogi.
2.2   Cara Menulis Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran merupakan bagian terakhir dari sebuah makalah, isi dari kesimpulan meupakan ringkasan dari seluruh isi pembahsan makalah. Sementara saran berisi saran-saran yang sekiranya perlu disampaikan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait. Menuliskan kesimpulan dan saran harus dilakukan dengan cermat. Oleh karena itu, penulis harus memahami isi makalahnya. Format baku dalam penulisan kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut:
1.      Kesimpulan harus berisi analisis dari berbagai sumber bacaan (kajian pustaka) dan hasil pemahaman penulis, kesimpulan bisa berdasarkan data (implikasi) atau refrensi.
2.      Pada kesimpulan, sebaiknya terdapat saran-saran penulis untuk pembaca
3.      Dalam sebuah makalah, kesimpulan bisa disusun berdasarkan gambaran singkat mengenai isi pembahasan makalah bersangkutan
4.      Kesimpulan tidak boleh menyimpang dari pembahasan utama makalah





Contoh penulisan kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
1.      Paradigma baru pendidikan telah mengubah pola piker guru dari guru sentries ke siswa sentries dan dari materi apa yang akan diajarkan kepada anak, kekompetensi apa yang harus dikuasai anak (life skill), serta bagaimana memperkaya pengalaman belajar siswa. Sehingga, guru harus melakukan pembelajaran yang kontekstual.
2.      Untuk itu, diperlukan upaya professional guru untuk menciptakan pembelajaran kontekstual dan efektif. Salah satunya yaitu dengan menciptakan alat peraga.
3.      Peran alat peraga dalam pembelajaran sangat penting karena dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, dinamis, aktiv, kreativ dan menyenangkan.
4.      Dengan alat peraga, diharapkan anak akan mampu belajar menerapkan informasi yang dipelajari dan mampu menentukan suatu pilihan tindakan yang rasional dan proporsional.
B.     Saran
1.      Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan membuat alat peraga sederhana yang memberikan keberhasilan luas pada satu pembelajaran .
2.      Untuk implementasinya, maka eksistensi gugus sekolah dan manajemennya menjadi pilihan yang strategis bagi pengadaan dan pengembangan alat peraga atau media pendidikan.
3.      Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.




BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Menguraikan Bahasan dalam suatu wacana sangat penting karena akan mempermudah pembaca untuk memahami wanaca tersebut.Dalam menguraikan bahasan terdapat tiga macam pola yaitu Pola Ilustratif,Pola Analitis dan Pola Argumentative.
            Format menulis kesimpulan dan saran adalah
1.      Kesimpulan harus berisi analisis dari berbagai sumber bacaan (kajian pustaka) dan hasil pemahaman penulis, kesimpulan bisa berdasarkan data (implikasi) atau refrensi.
2.      Pada kesimpulan, sebaiknya terdapat saran-saran penulis untuk pembaca.
3.      Dalam sebuah makalah, kesimpulan bisa disusun berdasarkan gambaran singkat mengenai isi pembahasan makalah bersangkutan.
4.      Kesimpulan tidak boleh menyimpang dari pembahasan utama makalah.

           







DAFTAR PUSTAKA
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Desirtasi, Artikel, Makalah, dan Laporan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kurniawan, K. 2004. Menulis Akademik untuk Mahasiswa. Bandung: FPBS UPI.
Tim MKU Bahasa Indonesia. 2013. Bahasa Indonesia Kontekstual. Surabaya. Pustaka Radja