I. PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Air
hasil pengolahan dengan proses kapur soda pada umumnya mempumyai PH yang
tinggi, sedangkan air hasil pengolahan dengan tawas akan mempunyai PH rendah.
Sifat air yang ditimbulkan bila PH rendah adalah agresif merusak. Pada umumnya
dalam pengolahan ditambahkan kapur untuk menaikkan PH air sehinggan memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
Percobaan
netralisasi ditunjukkan untuk menentukan dosis basa atau asam yang dibutuhkan
untuk menaikkan atu menurunkan PH hingga memenuhi syarat. Untuk menaikkan PH
dapat digunakan kapur atau soda (NaOH/Na2CO3). Sedangkan
untuk menurunkan PH dapat digunakan asam, seperti asam sulfat atau asam
klorida.
1.2 Tujuan
Praktikum
1. Mahasiswa
mampu malakukan percobaan netralisasi dengan tepat.
2. Mahasiswa
mampu menentukan dosis yang tepat untuk netralisasi suatu sampel air limbah.
------------------------------------------------------------------------------------------------
II. TINJAUAN PUSTAKA
Netralisasi limbah diperlukan jika
kondisi limbah masih di luar range pH baku mutu limbah (BML) yang diperlukan
(pH 6-8),sebab limbah di luar kondisi tersebut dapat bersifat racun atau
korosif. Dalam beberapa hal netralisasi dapat dilakukan dengan cara mencampur
limbah yang bersifat asam dengan limbah yang bersifat basa. Pencampuran
dilakukan di dalam suatu bak equalisasi (bak penstabil) pada level ketinggian
tetap. (Annonymous,2013)
Bak ini juga sering disebut sebagai
tangki netralisasi. Tangki reaksi netralisasi dilengkapi dengan alat sensor pH
untuk mengontrol kondisi hasil reaksi. Secara umum reaksi netralisasi tersebut
sebagai berikut: Netralisasi menggunakan bahan kimia dilakukan dengan
menambahkan bahan yang bersifat asam kuat atau basa kuat (Annonymous,2013).
Air limbah yang bersifat asam pada
umumnya dinetralkan dengan larutan kapur (Ca(OH)2), soda kostik (NaOH) atau
natrium karbonat (Na2CO3). Karena larutan kapur harganya lebih murah dari pada
bahan kimia lainnya, maka larutan ini lebih sering dipakai di berbagai
industri. Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti
H2SO4, HCl atau dengan gas CO2. Netralisasi dengan CO2dapat dilakukan dengan
memasukkan gas CO2melalui bagian bawah tangki netralisasi. Gas akan akan
membentuk gelembung-gelembung gas yang akan bereaksi dengan basa yang ada
sehingga dihasilkan asam karbonat (H2CO3) (Purwadi,2007).
Reaksi netralisasi merupakan reaksi
penetralan asam oleh basa dan menghasilkan air. Hasil air merupakan produk dari
reaksi antara ion H+ pembawa sifat asam dengan ion hidroksida (OH-) pembawa
sifat basa. (Kurniawan,2006)
Netralisasi dapat didefinisikan
sebagai reaksi antara proton (ion hidronium) dan hidroksida membentuk air,
jumlah mol asam (proton) sama degan jumlah mol basa (ion hidroksida).
(Poppy,2005)
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
·
Sampel (air kran asrama, air sumur perum kamal, air limbah
rumah tangga)
·
Larutan PP 0,1%
·
Larutan HCL O,1 N
·
Larutan Kapur
3.2 Alat
·
PH meter
·
Pipet
·
Buret
·
Labu Erlenmeyer 250 ml
3.3 Prosedur
Kerja
A.
Menurunkan PH air
1. Memasukkan
100 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, menambahkan 3 tetes PP0,1%
(warna merah).
2. Mentitrasi
dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.
3. Mencatat
kebutuhan HCl 0,1 N yang digunakan (a ml).
4. Mengatukkan
wadah tersebut 3 kali ke lantai.
5. Menghitung
kebutuhan HCl untuk netralisasi dengan menggunakan rumus :
Kebutuhan larutan HCl
0,1 = 1000 X a X 0,1 (mek/liter)
100
B. Menaikkan
PH
1. Memasukkan
100 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, menambahkan 3 tetes PP0,1%.
2. Mentitrasi
dengan larutan kapur sampai terbentuk warna merah jambu.
3. Mencatat
kebutuhan larutan kapur untuk titrasi (b ml).
4. Menghitung
kebutuhan kapur atau soda untuk netralisasi dengan menggunakan rumus :
Kebutuhan larutan HCl
0,1 = 1000 X a X 0,1 (mek/liter)
100
ka bisa minta daftar pustakanya? buat bikin laporan. terima kasih
BalasHapus